Selasa, 28 Oktober 2014

PROFIL PERUSAHHAN DIVA MALANG



 Sejarah Divisi Access (DIVA)



Aspek operasional PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk DIVRE V Unit Kerja Kandatel Malang sebelum tanggal 23 Oktober 2009 terbagi menjadi Access Regional dan Access Area. Pada kedua Access ini terdapat sub bagian, yaitu ANM (Access Network Maintenance) dan ANO (Access Network Operation) guna sebagai kontrol pengoperasian untuk menangani beberapa site operation atau cluster area.
ANM (Access Network Maintenance) terdiri atas 5 bagian, yaitu :
1.      Access Program dan Performance, sebagai monitor/ evaluasi.
2.      Cooper Access Maintenance, sebagai pemeliharaan akses.
3.      Fiber and Radio Access Maintenance, sebagai pemeliharaan akses.
4.      Access Data Management, sebagai pengelola data akses.
5.      Operation and Main Access Support, sebagai pendukung operasi (warehouse dan interface ke GS).




ANO (Access Network Operation) terdiri atas 4 bagian, yaitu :
a.       Corporate Customer Access Network, sebagai provisioning dan fault handling layanan POTS dan non-POTS pelanggan PC.
b.      Personal Customer Access Network, sebagai provisioning dan fault handling layanan POTS dan non-POTS pelanggan PC.
c.       CPE dan TELUM, sebagai planning dan operasionalisasi CPE dan Public Access Facility.
d.      Technical Access Support, sebagai dukungan teknis operasi terhadap layanan POTS dan non-POTS termasuk MDF dan TDC.
Namun, pada tanggal 23 Oktober 2009 PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk mengalami transformasi, sehinggan ANM dan ANO digabung menjadi satu dengan nama baru, yaitu DIVA (Divisi Access). Peran DIVA (Divisi Access) adalah sebagai penyedian (PO) infrastruktur bagi DC untuk mendukung pemenuhan layanan pelanggan (sebagaimana Arnet sebagai PO infrastruktur transport dan service node). Sedangkan Uner Area, CS, dan SME Area merupakan unit DC yang akan berperan dalam pemenuhan (deal) aspek bisnis dan pemenuhan layanan dengan pelanggan.
Saat ini DIVA (Divisi Access) sedang dalam mempersiapkan dan mencoba model operasi yang baru melalui implementasi Pilot Lean Operation di 7 Access Area (1 Area per Regional) dengan fokus pada 2 kegiatan/value stream, yaitu penanganan gangguan POTS (POTS Restoration). Implementasi Lean Operation ini memungkinkan adanya dampak terhadap model operasi dan bisnis proses yang lama dan kemudian dimodernisasi (reenginering).
Hal yang melatarbelakangi dilakukannya review KD.42/2009. Pertama, periode transisi transformasi organisasi Divisi Access adalah 6 bulan setelah berlakunya KD.42/2009 (pasal 20 ayat 3). Kedua, adanya semangat dari KD.42/2009 untuk dievaluasi kembali mengingat adanya potensi "missmatch" dalam pelaksanaan kegiatan operational dilapangan. Ketiga, memungkinkannya dilakukan perubahan terhadap KD.42/2009 dan disesuaikan dengan dinamika lingkungan bisnis dan organisasi yang dinamis (pasal 23 ayat 2). Keempat, transformasi Divisi Consumer Service (DCS) dan Divisi Business Service (DBS) Tahap II.
Apakah KD.16/2010 adalah bentuk akhir organisasi Divisi Access, jawabannya KD.16/2010 bukanlah bentuk akhir dari organisasi Divisi Access tetapi KD.16/2010 disebut Bridging solution menuju new DIVA INSYNC2014 Ready yang merupakan ultimate goal organisasi DIVA. Bridging solution tersebut merupakan penataan dan mempersiapkan organisasi new Divisi Access INSYNC2014 Ready. Jadi KD.16/2010 adalah organisasi hidup yang merupakan KD organisasi dalam periode transisi menuju INSYNC2014. Sehingga nantinya KD.16/2010 tersebut akan obsolete jika kondisi ultimate goal tersebut dicapai.
Kalimat kunci untuk menjelaskan hal diatas adalah saat ini kita sudah mengenal seluruh platform technology yang ada (xDSL, MSAN, GPON, sehingga kompetensi SDM dan kompeetnsi organisasi harus dibangun untuk mempersiapkan INSYNC2104 tersebut dimana penggelaran infrastructure environtment base on NG-NBN (next generation nation wide broadband network). Sebagai contoh penggelaran MSAN (Multi Service Access Network) yang diintegrasikan dengan soft switch yang sudah memungkinkan keberadaan MDF dapat dihilangkan. Untuk itu hal yang dilakukan untuk menuju ultimate goal tersebut adalah memperkuat organisasi dan penataan SDM Access beserta kompetensinya (NGN-based skill, IT Tools, HR and Organization competence) dan juga mempersiapkan rencana pengembangan infrastruktur NGNBN & modal operasi access yang baru (lean operation).
Dalam Struktur organisasi KD.16/2010 ada 2 struktur baru yaitu Coord. Access Expert Group dan Asman Maintenance & Data Mgt. Untuk Coord. Access Expert Group akan berada di tingkat Divisi dan Regional untuk mengawal NOC (Network Operation Control). Dengan adanya struktur ini Divisi Access akan mengenal jalur karir berdasarkan keahlian (non struktural) dengan penugasan sebagai analyst, planner & operation. Struktur baru lainnya yaitu Asman Maintenance & data mgt yang bertanggung jawab terhadap maintenance fiber & radio access, maintenance copper access, survey & design, monotoring project dan data management.
Terkait fungsi site operation masih diberlakukan dalam KD.16/2010. Konsep site operation dinilai cukup bagus karena site operation dituntut mempunyai multi skill operation dan diharapkan dapat mandiri dalam melaksanakan kegiatan operational. Selain itu ada 4 pendekatan dalam konsep site operation yaitu pertama mempunyai konsep customer centric orientation yaitu orientasi untuk mendekatkan kepada harapan dan keinginan pelanggan untuk semaksimal mungkin dapat diwujudkan. Kedua konsep site operation adalah cost competitiveness dimana nantinya setiap site operation tersebut dapat dihitung beban kerja dan pendapatannya. Idealnya cost dari PO ditambah margin dijadikan target revenue dari DC. Ketiga, Infrastruktur Management dimana saat ini divisi sudah menggelar infrastruktur berbasis NG-NBN. Terkait infrastruktur tahun 2010 ini Divisi Access akan melakukan optimalisasi jaringan akses primer tembaga Telkom untuk dimodernisasi menjadi jaringan akses fiber optik dengan bekerjasama dengan PT.INTI. Program Modernisasi Access dalam RKAP 2010 Divisi Access yaitu sekitar 200 ribu LU. Sementara kita punya hampir 10 juta kabel primer. Tentu saja ini membutuhkan waktu yang sangat lama untuk penyelesaiannya jika tidak dilakukan akselerasi mulai saat ini. Keempat, dari sisi modal operasi & Lean Operation yang terus dibenahi sampai level site operation.
Setelah dilakukan penataan kembali maka jumlah access area pada KD.16/2010 berjumlah 69 dari semulanya berjumlah 36 Access Area. Sedangkan untuk site operation berkembang menjadi 375 site operation dari semulanya 314 site operation. Dalam penataan Access Area dan site operation pendekatan yang dilakukan adalah satu Access Area atau site operation mensupport 1 DC atau satu Access Area atau site operation mensupport 2 DC. Pendekatan yang salah adalah jika 2 Access Area atau site operation mensupport satu DC kareana dikhawatirkan terjadi perbedaan service level guaranty.
Dalam perjalanannya, program-program atau kegiatan yang dilakukan Divisi Access sudah mengarah dan sesuai konsep bridging solution menuju INSNC2014 Ready. Beberapa hal yang telah dilakukan antara lain melakukan penataan organisasi dan penataan SDM Access beserta kompetensinya (NGN-based skill, IT Tools, HR and Organization competence) dan penggelaran infrastruktur NG-NBN, setup mode operasi access yang baru (lean operation). Beberapa program kedepan yaitu Divisi Access sedang menyiapkan standarisasi merk/tipe managed modem Speedy utk minimasi gangguan CPE dan TOP 500 DIVA Leadership Forum.

2.2  Visi dan Misi
Visi
To Become a Leading Telecommunication, Information, Media, & Edutainment (TIME) Player in the Region‘
Menjadi Infocom Player mempunyai arti bahwa Telkom bergerak dalam bisnis informasi dan telekomunikasi yang secara kongkrit diwujudkan dalam bentuk keragaman produk jasa atau layanan. Awalnya, layanan yang diberikan hanyalah Plain Ordinary Telephone Services ( POTS ), namun berkembang mencakup layanan Phone, Mobile, Internet, Service ( PMVIS ) yang kemudian disebut sebagai layanan Phone, Mobile dan Multimedia ( PMM )

Misi
‘To Provide TIME Service with Excellent Quality & Competitive Price’
‘To be the Role Model as the best Managed Indonesian Corporation’
To Provide One Stop Services With Excellent Quality and Competitive Price mengandung arti bahwa Telkom menjamin bahwa pelanggan akan mendapatkan layanan terbaik, berupa kemudahan, produk dan jaringan berkualitas dengan harga kompetitif.
Managing Business Through Best Practices, Optimizing Superior Human Resources, Competitive Technology and Synergizing Business Partners, berarti bahwa Telkom akan mengelola bisnis melalui praktek-praktek terbaik dengan mengoptimalisasikan Sumber Daya Manusia ( SDM ) yang unggul, penggunaan teknologi yang kompetitif serta membangun kemitraan yang saling menguntungkan dan saling mendukung secara sinergis.







1 komentar: