Aspek operasional
PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk DIVRE V Unit Kerja Kandatel Malang sebelum
tanggal 23 Oktober 2009 terbagi menjadi Access Regional dan Access Area. Pada
kedua Access ini terdapat sub bagian, yaitu ANM (Access Network Maintenance) dan ANO (Access Network Operation) guna sebagai kontrol pengoperasian untuk
menangani beberapa site operation atau cluster area.
ANM (Access Network Maintenance) terdiri atas 5 bagian, yaitu :
1. Access
Program dan Performance,
sebagai monitor/ evaluasi.
2. Cooper
Access Maintenance,
sebagai pemeliharaan akses.
3. Fiber
and Radio Access Maintenance,
sebagai pemeliharaan akses.
4. Access
Data Management,
sebagai pengelola data akses.
5. Operation
and Main Access Support,
sebagai pendukung operasi (warehouse
dan interface ke GS).
ANO (Access Network Operation) terdiri atas 4 bagian, yaitu :
a. Corporate
Customer Access Network,
sebagai provisioning dan fault handling layanan POTS dan non-POTS pelanggan PC.
b. Personal
Customer Access Network,
sebagai provisioning dan fault handling layanan POTS dan non-POTS pelanggan PC.
c.
CPE dan TELUM, sebagai planning
dan operasionalisasi CPE dan Public Access Facility.
d. Technical
Access Support,
sebagai dukungan teknis operasi terhadap layanan POTS dan non-POTS
termasuk MDF dan TDC.
Namun, pada tanggal
23 Oktober 2009 PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk mengalami transformasi,
sehinggan ANM dan ANO digabung menjadi satu dengan nama baru, yaitu DIVA (Divisi Access). Peran DIVA (Divisi Access) adalah sebagai penyedian
(PO) infrastruktur bagi DC untuk mendukung pemenuhan layanan pelanggan
(sebagaimana Arnet sebagai PO infrastruktur transport dan service node).
Sedangkan Uner Area, CS, dan SME Area merupakan unit DC yang akan berperan
dalam pemenuhan (deal) aspek bisnis
dan pemenuhan layanan dengan pelanggan.
Saat ini DIVA (Divisi Access) sedang dalam
mempersiapkan dan mencoba model operasi yang baru melalui implementasi Pilot Lean Operation di 7 Access Area (1 Area per Regional) dengan fokus pada 2 kegiatan/value stream, yaitu penanganan gangguan POTS (POTS Restoration). Implementasi Lean
Operation ini memungkinkan adanya dampak terhadap model operasi dan bisnis
proses yang lama dan kemudian dimodernisasi (reenginering).
Hal yang
melatarbelakangi dilakukannya review
KD.42/2009. Pertama, periode transisi transformasi organisasi Divisi Access adalah 6 bulan setelah
berlakunya KD.42/2009 (pasal 20 ayat 3). Kedua, adanya semangat dari KD.42/2009
untuk dievaluasi kembali mengingat adanya potensi "missmatch" dalam
pelaksanaan kegiatan operational dilapangan. Ketiga, memungkinkannya dilakukan
perubahan terhadap KD.42/2009 dan disesuaikan dengan dinamika lingkungan bisnis
dan organisasi yang dinamis (pasal 23 ayat 2). Keempat, transformasi Divisi Consumer Service (DCS) dan Divisi Business Service (DBS) Tahap II.
Apakah KD.16/2010
adalah bentuk akhir organisasi Divisi
Access, jawabannya KD.16/2010 bukanlah bentuk akhir dari organisasi Divisi Access tetapi KD.16/2010 disebut Bridging solution menuju new DIVA INSYNC2014 Ready yang merupakan
ultimate goal organisasi DIVA. Bridging
solution tersebut merupakan penataan dan mempersiapkan organisasi new
Divisi Access INSYNC2014 Ready. Jadi
KD.16/2010 adalah organisasi hidup yang merupakan KD organisasi dalam periode
transisi menuju INSYNC2014. Sehingga
nantinya KD.16/2010 tersebut akan obsolete
jika kondisi ultimate goal tersebut
dicapai.
Kalimat kunci untuk
menjelaskan hal diatas adalah saat ini kita sudah mengenal seluruh platform technology yang ada (xDSL, MSAN, GPON, sehingga
kompetensi SDM dan kompeetnsi organisasi harus dibangun untuk mempersiapkan INSYNC2104 tersebut dimana penggelaran infrastructure environtment base on NG-NBN
(next generation nation wide broadband
network). Sebagai contoh penggelaran MSAN
(Multi Service Access Network) yang diintegrasikan dengan soft
switch yang sudah memungkinkan keberadaan MDF
dapat dihilangkan. Untuk itu hal yang dilakukan untuk menuju ultimate goal
tersebut adalah memperkuat organisasi dan penataan SDM Access beserta kompetensinya (NGN-based
skill, IT Tools, HR and Organization competence) dan juga mempersiapkan
rencana pengembangan infrastruktur NGNBN
& modal operasi access yang baru (lean
operation).
Dalam Struktur
organisasi KD.16/2010 ada 2 struktur baru yaitu Coord. Access Expert Group dan Asman
Maintenance & Data Mgt. Untuk Coord.
Access Expert Group akan berada di tingkat Divisi dan Regional untuk
mengawal NOC (Network Operation Control).
Dengan adanya struktur ini Divisi Access
akan mengenal jalur karir berdasarkan keahlian (non struktural) dengan
penugasan sebagai analyst, planner &
operation. Struktur baru lainnya yaitu Asman
Maintenance & data mgt yang bertanggung jawab terhadap maintenance fiber & radio access,
maintenance copper access, survey & design, monotoring project dan data management.
Terkait fungsi site operation masih diberlakukan dalam
KD.16/2010. Konsep site operation
dinilai cukup bagus karena site operation
dituntut mempunyai multi skill operation dan diharapkan dapat mandiri
dalam melaksanakan kegiatan operational. Selain itu ada 4 pendekatan dalam
konsep site operation yaitu pertama mempunyai konsep customer centric orientation yaitu orientasi untuk mendekatkan
kepada harapan dan keinginan pelanggan untuk semaksimal mungkin dapat
diwujudkan. Kedua konsep site operation
adalah cost competitiveness dimana
nantinya setiap site operation tersebut dapat dihitung beban kerja dan
pendapatannya. Idealnya cost dari PO ditambah margin dijadikan target revenue dari DC. Ketiga,
Infrastruktur Management dimana saat ini divisi sudah menggelar infrastruktur
berbasis NG-NBN. Terkait
infrastruktur tahun 2010 ini Divisi Access
akan melakukan optimalisasi jaringan akses primer tembaga Telkom untuk
dimodernisasi menjadi jaringan akses fiber optik dengan bekerjasama dengan
PT.INTI. Program Modernisasi Access dalam RKAP 2010 Divisi Access yaitu sekitar 200 ribu LU. Sementara kita punya
hampir 10 juta kabel primer. Tentu saja ini membutuhkan waktu yang sangat lama
untuk penyelesaiannya jika tidak dilakukan akselerasi mulai saat ini. Keempat,
dari sisi modal operasi & Lean
Operation yang terus dibenahi sampai level
site operation.
Setelah dilakukan
penataan kembali maka jumlah access area
pada KD.16/2010 berjumlah 69 dari semulanya berjumlah 36 Access Area. Sedangkan untuk site
operation berkembang menjadi 375 site
operation dari semulanya 314 site
operation. Dalam penataan Access Area
dan site operation pendekatan yang
dilakukan adalah satu Access Area
atau site operation mensupport 1 DC
atau satu Access Area atau site operation mensupport 2 DC.
Pendekatan yang salah adalah jika 2 Access
Area atau site operation
mensupport satu DC kareana dikhawatirkan terjadi perbedaan service level guaranty.
Dalam perjalanannya,
program-program atau kegiatan yang dilakukan Divisi Access sudah mengarah dan sesuai konsep bridging solution menuju INSNC2014 Ready. Beberapa hal yang telah
dilakukan antara lain melakukan penataan organisasi dan penataan SDM Access beserta kompetensinya (NGN-based skill, IT Tools, HR and
Organization competence) dan penggelaran infrastruktur NG-NBN, setup mode operasi access yang baru (lean operation). Beberapa program kedepan yaitu Divisi Access sedang menyiapkan
standarisasi merk/tipe managed modem
Speedy utk minimasi gangguan CPE dan TOP 500 DIVA Leadership Forum.
2.2 Visi dan Misi
Visi
To Become a
Leading Telecommunication, Information, Media, & Edutainment (TIME) Player
in the Region‘
Menjadi
Infocom Player mempunyai arti bahwa Telkom bergerak dalam bisnis informasi
dan telekomunikasi yang secara kongkrit diwujudkan dalam bentuk keragaman
produk jasa atau layanan. Awalnya, layanan yang diberikan hanyalah Plain Ordinary Telephone Services ( POTS ), namun berkembang mencakup layanan Phone, Mobile, Internet, Service ( PMVIS ) yang kemudian disebut sebagai layanan Phone, Mobile dan Multimedia
( PMM )
Misi
‘To Provide TIME
Service with Excellent Quality & Competitive Price’
‘To be the Role
Model as the best Managed Indonesian Corporation’
To Provide One Stop Services With
Excellent Quality and Competitive Price mengandung arti bahwa Telkom menjamin bahwa pelanggan
akan mendapatkan layanan terbaik, berupa kemudahan, produk dan jaringan
berkualitas dengan harga kompetitif.
Managing Business Through Best
Practices, Optimizing Superior Human Resources, Competitive Technology and
Synergizing Business Partners,
berarti bahwa Telkom akan mengelola
bisnis melalui praktek-praktek terbaik dengan mengoptimalisasikan Sumber Daya
Manusia ( SDM ) yang unggul, penggunaan teknologi yang kompetitif serta
membangun kemitraan yang saling menguntungkan dan saling mendukung secara sinergis.
Bro tahu manajer DIVA Telkom Malang, gak?
BalasHapus